Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Susu Formula Dengan Kejadian Obesitas Pada Balita Di Playgroup Modern Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi
Abstract
Anak yang gemuk di masyarakat masih dipandang sebagai anak yang sehat dan justru menjadi kebanggaan orang tua, karena dianggap sebagai cerminan sukses orang tuanya. Minimnya pengetahuan pada ibu tentang susu formula merupakan salah satu faktor dalam hal resiko terjadinya kelebihan berat badan pada anak. Meningkatnya pemberian susu formula yang tidak sesuai aturan atau takaran di perkotaan atau pedesaan merupakan salah satu dampak yang dapat berakibat terjadinya kegemukan pada anak, selain itu dengan gencarnya promosi susu formula oleh media massa dan semakin meningkatnya partisipasi angkatan kerja wanita di sektor formal yang bekerja diluar rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang susu formula dengan kejadian obesitas.Metode yang digunakan dalam penelitian ini bila dilihat dari pengambilan datanya adalah cross sectional dengan populasi pada ibu sebanyak 40 dengan simple rondom sampling diatas dan responden berjumlah 35. Variabel independent adalah tingkat pengetahuan ibu tentang susu formula dan variabel dependent adalah obesitas pada balita. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Data diperoleh dari kuisioner dan observasi berat badan kemudian data tersebut dianalisa dengan menggunakan rumus Chi Square. Hasil penelitian menunjukan bahwa yang tingkat pengetahuan ibu tentang susu formula baik sebanyak 26 responden (89,7%) dan balita yang tidak obesitas sebanyak 18 responden (51,4%). Dengan menggunakan uji korelasi Chi Square didapatkan Ï = 0,289 dengan α < 0,05 maka H0 diterima artinya tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang susu formula dengan kejadian obesitas pada balita di playgrup modern Ngawi dengan tingkat keeratan hubungan atau koefisien kontingensi diperoleh 0,177 dimana tingkat hubungan sangat rendah. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ibu tetap harus mempertahankan dan meningkatkan tingkat pengetahuan agar balita tidak mengalami obesitas dan mengatur pola makan yang sesuai dengan aktifitas fisik anak.
