Hubungan Kadar Hemoglobin Pretransfusi dan Jenis Kelasi Besi dengan Kualitas Hidup Penderita Talasemia di YTI-POPTI Kabupaten Ngawi
Abstract
Latar Belakang: Talasemia merupakan kelainan genetik dengan defisiensi sintesis salah satu dari dua tipe rantai polipeptida yang mempengaruhi kecepatan produksi rantai globin yang spesifik dalam hemoglobin (Hb) disertai manifestasi klinis yaitu anemia berat. Pemberian transfusi secara berulang sebagai penatalaksanaan anemia dapat menyebabkan kadar besi dalam tubuh meningkat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan kadar hemoglobin pretransfusi dan jenis kelasi besi dengan kualitas hidup penderita talasemia di YTI-POPTI Kabupaten Ngawi. Metode: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, jumlah sampel 30 penderita talsemia secara total sampling. Analisa data menggunakan Pearson Correlation dan Anova One Way. Hasil: didapatkan hasil semua responden memiliki kadar Hb <10 g/dl dengan rincian yang memiliki kualitas hidup sedang 17 orang (56,7%) dan rendah 13 orang (43,3%). Penggunaan terapi jenis kelasi besi secara oral (deferiprone) ada 26 orang dengan rincian yang memiliki kualitas hidup sedang 14 orang (53,8%) dan rendah 12 orang (46,2%), sedangkan 4 orang yang tidak mendapat terapi kelasi besi memiliki kualitas hidup sedang 3 orang (75%) dan rendah 1 orang (25%). Dari hasil uji statistik Pearson Correlation diperoleh p=0,031 dan uji Anova One Way diperoleh p=0,191 dengan p<0,05 yang berarti H1 diterima dan H0 ditolak. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kadar hemoglobin pretransfusi dengan kualitas hidup dan tidak ada hubungn antara jenis kelasi besi dengan kualitas hidup di YTI-POPTI Kabupaten Ngawi. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan intervensi yang tepat dalam mencegah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita talasemia.